Selamat Datang

Translate

Pengunjung

"Warung Pojok"

Pengikut

16 Juli 2009

Sate ( Lilit ) Languan

Berkunjung ke Bali, surga yang ada tak hanya pemandangan atau belanja sepuasnya. Anda juga bisa berwisata kuliner di Pulau Dewata, salah satunya sate lilit. Sate ini merupakan salah satu makanan khas Bali yang penyebarannya hampir di seluruh Bali. sate ini digunakan sebagai hidangan dan sajian pada upacara keagamaan. Sebagai hidangan sate languan sebaiknya dihidangkan dalam keadaan panas (segera setelah dipanggang). Sate hanya dapat tahan sampai satu hari tidak rusak.

Kalau anda belum mengenalnya, sebaiknya anda menyempatkan diri untuk mencicipinya di kunjungan anda berikutnya, karena sate lilit merupakan salah satu kuliner Bali yang sangat populer, baik di kalangan masayarakat Bali sendiri maupun di kalangan turis, termasuk turis mancanegara. Sate lilit dengan mudah dapat kita temukan dari pedagang yang berjualan ala kaki lima, warung makan, sampai restoran papan atas termasuk yang merupakan bagian dari hotel bintang lima.
 
Gurihnya sate lilit dapat dinikmati siapa saja, termasuk mereka yang beragama Islam, karena pada umumnya sate lilit terbuat dari daging ikan laut. Di tempat - tempat tertentu ada juga sate lilit berbahan daging ayam dan daging babi, tetapi secara umum kebanyakan sate lilit berbahan dasar ikan laut. Jika anda ragu, silahkan bertanya terlebih dahulu pada penjualnya. Sebagian penjual sate lilit juga menawarkan sate ikan yang bentuknya lebih mirip dengan sate yang biasa kita kenal, potongan daging ikan yang ditusuk kemudian dibakar, dan pepes daging ikan.

Meskipun namanya sate lilit, jangan berfikir anda akan menemukan bentuk seperti ular yang melilit di tusuk sate. Daging ikan dilumatkan terlebih dahulu kemudian baru “dililitkan” di tusuk sate setelah dicampur dengan berbagai bumbu dan bahan lainnya, sehingga dari bentuknya kelihatan justru lebih mirip perkedel ditusuk. Kata “lilit” berasal dari proses penempelan “luluh”, lumatan daging ikan, bumbu, dan bahan-bahan lainnya, di tusuk sate. Biasanya karena komposisi dagingnya cukup banyak, “luluh” sulit menempel di tusuk sate jika hanya dikepalkan, karena itu cara menempelkannya adalah dengan jumputan kecil - kecil yang ditekankan pada tusuk sate sambil memutarnya pelan - pelan.

Untuk mempermudah penempelan, tusuk sate untuk sate lilit bukan lidi atau batang bambu kecil tetapi dibuat dari pelepah kelapa yang dibelah cukup besar - besar. Di restoran-restoran papan atas, tusuk sate ini sering diganti dengan batang serai, selain nampak lebih cantik, aroma daun serai juga memperkuat cita rasa si sate lilit itu sendiri.

Jalan Pintas

Mengenai Saya

Foto Saya
Terlahir dan belajar seni dipulau yang dikenal dengan seni dan pariwisata budaya,BALI

Serba Serbi Bali

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra Modifications by endro
fixedbanner