Meski desa adat penglipuran saat ini sudah tersentuh modernisasi yakni perubahan kearah kemajuan namun tata letak perumahan di masing masing keluarga tetap menganut falsafah Tri Hita Karana.Sebuah falsafah dalam agama Hindu yang selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta manusia dengan Tuhan. Generasi muda penglipuran yang hampir seluruhnya menikmati pendidikan formal mulai dari SD hingga perguruan tinggi, tetap yang mereka warisi dari para leluhurnya. Bangunan suci yang terletak di hulu, perumahan di tengah dan lahan usaha tani di pinggir atau hilir.
Rumah masing masing keluarga hampir seragam mulai dari pintu gerbang, bangunan suci(merajan) dapur, tempat tidur, ruangan tamu, serta lumbung untuk menyimpan padi.Antara satu rumah dengan rumah lainnya, terdapat sebuah lorong yang menghubungkannya sebagai tanda keharmonisan mereka hidup bermasyarakat. Pintu gerbang yang memiliki bentuk yang seragam terletak di sisi timur dan barat serta berhadap hadapan satu sama lainnya. Tembok pekarangan tepatnya dibuat dari tanah liat dengan bentuk dan warna seragam.
Bahan baku bamboo untuk atap angkul angkul tersedia dalam jumlah banyak karena tumbuh subur di desa adat penglipuran. Desa adat penglipuran mempunyai hutan bamboo yang cukup luas dengan sekitar limabelas macam bamboo yang dapat dijadikan sebagai jalur hiking. Keadaan hutan yang masih alami/ menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Sangatlah tepat jika desa adat penglipuran dijadikan sebagai desa tujuan wisata. semakin populer belakangan ini sebagai alternatif dari pariwisata konvensional.
Sampai saat ini desa wisata penglipuran ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.Tak jarang, mereka yang datang adalah dari kalangan ilmuwan serta mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian di desa adat penglipuran. Desa adat penglipuran tepatnya berada di Kelurahan Kubu Kabupaten Bangli/ kurang lebih 45 km dari kota Denpasar. Apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor akan menempuh kurang lebih satu jam perjalanan. Terletak di ketinggian 700 diatas permukaan laut, menjadikan udara di desa adat penglipuran tergolong dingin. Keasrian desa adat penglipuran dapat dirasakan mulai dari memasuki kawasan pradesa. Balai masyarakat dan fasilitas kemasyarakatan serta ruang terbuka pertamanan, semakin menambah keaslian alam pedesaan.
Desa adat penglipuran merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik dari struktur desa tradisional. sehingga mampu menampilkan wajah pedesaan yang asri. Penataan fisik dan struktur desa, tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun temurun. Areal pemukiman serta jalan utama desa adat penglipuran adalah areal bebas kendaraan terutama roda empat. Keadaan ini, semakin memberikan kesan nyaman bagi para wisatawan yang datang. Kata penglipuran berasal dari kata penglipur yang artinya penghibur, karena semenjak jaman kerajaan , tempat ini adalah salah satu tempat yang bagus untuk peristirahatan.Selain itu, menurut masyarakat kata penglipuran juga dipercaya berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti sebagai tempat yang suci untuk mengingat para leluhur.
Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan kini mereka mulai beralih ke usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga.Dengan memanfaatkan bamboo sebagai bahan bakunya/ menjadikan desa penglipuran sebagai komunitas yang unik diantara kemajuan pulau dewata yang semakin pesat. Sesuai dengan kosep yang ada, desa adat penglipuran dibagi menjadi tiga bagian yaitu bangunan suci yang terletak di hulu/ perumahan di tengah, dan lahan usaha tani di pinggir atau hilir. Di Pura Penataran/ masyarakat desa adat penglipuran memuja Dewa Brahma manifestasi Ida Sang Hyang Widi sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.Dan masyarakat desa adat penglipuran percaya bahwa leluhur mereka berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani.
Dilihat dari segi tradisi, desa adat ini menggunakan sistem pemerintahan hulu apad.Pemerintahan desa adatnya terdiri dari prajuru hulu apad dan prajuru adapt. Prajuruhulu apad terdiri dari jero kubayan, jero kubahu, jero singgukan, jero cacar, jero balung dan jero pati. Prajuru hulu apad otomatis dijabat oleh mereka yang paling senior dilihat dari usia perkawinan tetapi yang belum ngelad.Ngelad atau pensiun terjadi bila semua anak sudah kawin atau salah seorang cucunya telah kawin.Mereka yang baru kawin duduk pada posisi yang paling bawah dalam tangga keanggotaan desa adat.
Menyusuri jalan utama desa kearah selatan anda akan menjumpai sebuah tugu pahlawan yang tertata dengan rapi.Tugu ini dibangun untuk memperingati serta mengenang jasa kepahlawanan Anak Agung Gede Anom Mudita atau yang lebih dikenal dengan nama kapten Mudita.Anak Agung Gde Anom Mudita, gugur melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 November 1947. Taman Pahlawan ini dibangun oleh masyarakat desa adat penglipuran sebagai wujud bakti dan hormat mereka kepada sang pejuang.Bersama segenap rakyat Bangli, Kapten Mudita berjuang tanpa pamrih demi martabat dan harga diri bangsa sampai titik darah penghabisan.
www.balitv.tv
viagra asli
jual viagra
toko viagra
viagra original
viagra usa
viagra pfizer
obat viagra asli
obat viagra
obat kuat viagra
apotik viagra
apotik viagra asli
agen viagra
agen viagra asli
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra usa
toko viagra usa
harga viagra
harga viagra asli
beli viagra
viagra asli original
viagra asli pfizer
viagra asli usa
jual obat kuat jakarta
viagra cod jakarta
viagra jakarta
viagra asli jakarta
obat kuat jakarta
obat kuat asli jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
apotik viagra jakarta
titan gel
titan gel asli
toko titan gel
jual titan gel
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
cialis asli
obat cialis
obat kuat cialis
jual cialis
toko cialis
viagra asli
jual viagra
toko viagra
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra asli