Selamat Datang

Translate

Pengunjung

"Warung Pojok"

Pengikut

25 Mei 2010

Tari Gambuh

Gambuh adalah tarian dramatari Bali yang dianggap paling tinggi mutunya dan merupakan dramatari klasik Bali yang paling kaya akan gerak-gerak tari sehingga dianggap sebagai sumber segala jenis tari klasik Bali.

Pada awalnya, teater total Gambuh adalah kesenian istana kaum bangsawan Bali tempo dulu. Pada masa kejayaan Dalem Waturenggong di abad ke 16, seni pertunjukan Gambuh adalah tontonan kesayangan seisi kraton dan masyarakat umum. Begitu tingginya gengsi kesenian ini hingga hampir setiap puri di Bali saat itu memiliki tempat khusus untuk menggelarnya yang disebut dengan bale pagambuhan.

Para seniman Gambuh yang menonjol direkrut menjadi seniman istana dan diberi status sosial yang terhormat.kan tetapi seiring dengan terkikisnya era feodalisme ikut pula menggerus keberadaan seni pentas yang diduga sudah muncul di Bali pada abad ke- 10 ini,yang lakonnya bersumber pada cerita Panji.Gambuh berbentuk total theater karena di dalamnya terdapat jalinan unsur seni suara, seni drama & tari, seni rupa, seni sastra, dan lainnya. Kini hampir tak ada bekas pusat kerajaan yang masih memiliki bale pagambuhan. Para seniman yang terwadahi dalam sebuah sekaa yang khusus menggeluti teater Gambuh pun belakangan makin susut. Seni pertunjukan ini bahkan sudah masuk dalam katagori kesenian langka. Pementasannya hanya mungkin bisa dipergoki dalam upacara berskala besar,Dewa Yadnya seperti odalan, upacara Manusa Yadnya seperti perkawinan keluarga bangsawan, upacara Pitra Yadnya (ngaben) dan lain sebagainya.

Memasuki zaman kemerdekaan seni pertunjukan Gambuh memang beralih fungsi dari kesenian istana menjadi seni pentas ritual keagamaan. Penampilan Gambuh selain dimaknai sebagai presentasi estetik namun juga menjadi kelengkapan upacara keagamaan penting tersebut. Dalam suasana yang komunal dan atmosfir yang religius, generasi tua dan muda para partisipan upacara keagamaan itu menyaksikan teater tradisi yang amat jarang dipentaskan itu.


Diiringi dengan gamelan Penggambuhan yang berlaras pelog Saih Pitu. Tokoh-tokoh yang biasa ditampilkan adalah Condong, Kakan-kakan, Putri, Arya / Kadean-kadean, Panji (Patih Manis), Prabangsa (Patih Keras), Demang, Temenggung, Turas, Panasar dan Prabu. Dalam memainkan tokoh-tokoh tersebut semua penari berdialog, umumnya bahasa Kawi, kecuali tokoh Turas, Panasar dan Condong yang berbahasa Bali, baik halus, madya dan kasar.

Gambuh yang masih aktif hingga kini terdapat di desa:

  • Batuan (Gianyar)
  • Padang Aji dan Budakeling (Karangasem)
  • Tumbak Bayuh (Badung)
  • Pedungan (Denpasar)
  • Apit Yeh (Tabanan)
  • Anturan dan Naga Sepeha (Buleleng).

Jalan Pintas

Mengenai Saya

Foto Saya
Terlahir dan belajar seni dipulau yang dikenal dengan seni dan pariwisata budaya,BALI

Serba Serbi Bali

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra Modifications by endro
fixedbanner